DISTRIBUTOR BUKU ISLAM - PENERBIT PUSTAKA IMAM ASY SYAFI'I | PENERBIT DARUL HAQ | PENERBIT DARUSSUNNAH | PENERBIT IMAM BONJOL | PENERBIT RUMAH ILMU | PENERBIT AZZAM | PUSTAKA AL KAUTSAR | NASIRUSSUNAH

www.TOKOBUKUAKHY.com

DISTRIBUTOR BUKU SUNNAH| JUAL BUKU SUNNAH | Jual al-qur'an | DISTRIBUTOR BUKU SALAF | DISTRIBUTOR BUKU ANAK

DISTIBUTOR BUKU SUNNAH DI JABODETABEK | WA/SMS : 085882065919 | BB. 57219107

    Temui Aku di Telaga Bagi.I

    KATEGORI :
    Rating




    Bismillah

    CATATAN :

    Penulisan Catatan ini bukan bermaksud untuk Mendulang Keuntung Dunia, Saya menulis Catatan ini dikarenakn Buku ini yang saya rasa isinya sangat bermanfaat,

    Isinya yang dapat menggugah Hati yang akan haus akan petunjuk, tak lupa saya menulis catatan ini dikarenakn buku ini sudah langka untuk dicari/dibeli, Catatan ini saya tujuakan untuk menyebarkan nasehat Ustadz Armen Halim Naro dalam buku ini, semoga apa yang saya tulis dalam catatan ini dapat menambah timbangan amal bagi penulis, amiin

    Buku ini kupersembahkan untuk...
    Mereka yang sedang dalam pencarian
    Islam yang hakiki...

    Mereka yang haus ilmu Al-Qur'an
    dan As-Sunnah...

    Mereka yang hidup di alam Sunnah
    dengan bahagia...

    Mereka yang mendapat perlawan keras
    demi menegakkan kebenaran...

    Mereka yang menyeru kebenaran
    siang dan malam pada akhir zaman...

    Untuk mereka yang sedang menempuh jalan
    yang ditempuh Habib An-Najjar dan
    para pemuda Ashabul Kahfi...

    Untuk mereka semua kupersembahkan tulisan
    ini, semoga menjadi penawar kesedihan,
    pembalut duka dan luka

    MUKADDIMAH 

    Segala puji hanya milik Allah Ta'ala , kita memuji, meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah Subhanawllahu wa Ta'alla dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita.
    Siapa yang diberi petunjuk -tidak akan ada yang akan menyesatkannya, 
    dan siapa yang disesatkan oleh-Nya- tidak akan ada pula yang dapat memberinya hidayah. 
    Aku bersaksi tidak ada zat yang berhak diibadahi kecuali Allah Subhanawllahu wa Ta'alla  dan aku bersaksi bahwa Muhammad shallawllahu 'alayhi wa sallam itu Rasulullah.
         "Hai orang-orang yang beriman, bertakqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam"  (QS. Ali Imran : 102)

       "Hai sekalian manusia, bertawalah kepada Rabb-Mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banayak. Dan bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) nama-nya kamu saling meminta satu sama lain,dan (peliharalah) hubungan silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu." 
    (QS. An-Nisa : 1)

         "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepda Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar," (QS. aL aHZAB : 70-71)

    Amma ba'du.

              suatu hari datang ke rumah penulis ( ustadz armen halim naro ) salah seorang kawan yang kebetulan ia menjadi da'i, ia mengeluhkan perihal dakwah yang telah lama ia kembangkan di kampungnya. kemudian ia bercerita panjang tentang perlakuan masyarakat kepadanya.
    Ia ceritakan selama ini ia bertutur kata dengan mereka secara lembut akan tetapi mereka membalasnya dengan perkataan kotor dan kasar, ia ajak mereka kepada tauhid akan tetapi mereka malah mengajaknya kepada syirik, ia coba menyambung silaturahim dengan mereka kiranya mereka berusaha memutuskannya, ia coba untuk mendekati balas semua itu dengan umpatan dan cemoohan.

             Ia merasa hidupnya dalam keterasingan sekalipun kampunya tersebut lebih layak disebut dengan kota karena telah ramai oleh pendatang. Ia merasa akal pikirannya berbeda dengan akan pikiran masyarakat sekitarnya, ia merasa sedih, ia merasa terkucil di tengah riuhnya masyarakat.

            Penulis (Armen halim naro) mencoba untuk menenangkan sambil berkata kepadanya : "itulah sunnah Allah, itulah hukum Allaj yang telah berlaku! Manusia hanya tinggal menjalankan... manusia diperintahkan agar selalu istiqomah."

         Juga penulis katakan kepadanya : "Bukankah antum* telah membaca ayat dalam surat Ghafir bagaimana letihnya penyeru kebenaran pada masa Fir'aun dalam menyeru masyarakatnya? lihatlah.!

    firman Allah subhanahu wa ta'alla :
    "Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka? (kenapa) kamu menyeru supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kamu (beriman) kepada yang maha perkasa lagi maha pengampun? sudah pasti bahwa apa yang kamu serusupaya alu (beriman0 kepada-Nya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan usrusanku kepada Allah sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya." (QS. Ghafir : 41-44)

         "kemudian..." 
    lanjut penulis. "cobalah antum bka mata dan luaskan cakrawala! Pergilah berjalan, selamilah kehidupan ini, arungi lautan dan sebrangi samudra! niscaya, antum akan temukan bahwa antum tidaklah sendirian dalam keterasingan ini, telah berlalu orang-orang yang menjalaninya dan mereka berbahagia dalam hidup."

        Ia berkata : 
    "bagiman membahagiakan hidup dalam keterasingan, apa kiatnya untuk hidup tenang dalam menegakan sunnah zaman ghurbah (keterasingan) ?

       
    Penulis sebutkan kepadanya, Akhy* kebahagian itu yang aku dan engkau sedang mencarinya ada pada istiqomah pada jalan kebenaran itu sendiri, itulah yang telah disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'alla bahwa orang yang beriman tidak ada takut dan kesediahan baginya, kemenangan bagi yang bertakwa, yang berbahagia adalah yang mengerjakan penghambaan diri kepada-Nya.

    .... akan tetapi antum dapat menghibur diri dengan kalam Allah subhanhu wa ta'alla dan sabda-sabda Rasulullah shallawllahu 'alayhi wa sallam, dan juga dengan menelaah perjalanan para salafus shalih.

       itulah lebih kurang tema pertemuan saya dengan kawan kita itu dan penulis yakin bahwa cerita sahabat tersebut sangat banyak terjadi dimasyarakat kita.

    Orang yang berpegang teguh dengan sunnah di zaman seperti sekarang ini adalah orang-orang yang langka, orang-orang yang istiqomah dengan kitab dan sunnah pada zaman keterasingan mereka adalah mutiara. Bagaimana tidak, pada saat manusia tenggelam dalam maksiat kepada Allah dan kebanyakn mereka berpaling dari kebenaran dan tidak menoleh kepadanya.

    Kehilangan mereka sama artinya kita kehilangan yang berharga dalam kehidupan kita. Sebagian Salaf berkata: " aku mendengar bahwa di suatu negeri salah seorang Ahlus Sunnah meninggal, serasa salah satu anggota tubuhku copot."

    subhanallah, begitu berharganya seorang muslim yang hanif di mata salaf. Suatu hari Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata kepada seseorang yang datang dari jauh: "jika engkau bertremu dengan salah seorang ahlussunnah, sampaikan salamku! sesungguhnya Ahlussunnah sekarang ini gharib (asing)."

    jika itu pada masa sufyan awal abad ketiga, bagaiman dengan zaman kita.? telah berlalu dengan masanya tiga belas abad. Alangkah Tebalnya kabut keterasingan bagi Ahlussunnah.

    Pembaca, sekiranya antum bertemu dengan seorang ahlussunnah , maka penulis memohon agar antum bisa berlemah lembut  denganya, berikan yang bisa antum berikan! jangan lecehkan dirinya di tempat ia membutuhkan pertolonganmu, jangan tambah keterasingan dirinya dengan sikap antum kepadanya.

    Maka,besar sekali bagi penulis kedudukan buku "Rifqan Ahlussunnah bi Ahlisuunnah" yang dikarang oleh Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd al-Badr hafizhaullah, salah seorang ulama besar abad ini, salah seorang pengajar di Masjid Nabawi. Beliau adalah guru dari semua guru-guru penulis, dan kami adalah cicitnya dalam masalah ilmu. Layaklah buku ini dijadikan panduwan bagi seoang muslim dalam berlemah-lembut dengan saudaranya.Berjalan bersama sambil berpegang tangan menuju surga.

    Nah, diantara hadits-hadits yang memberikan motivasi kepada seorang muslim untuk berpegang teguh dengan islam yang shahih adalah dua hadits yang menjadi dua landasan tema di buku kecil ini (catatan ini) . yang pertama hadits haudh (telaga) dan yang kedua hadits ghurbah (keterasingan).

    BAB PERTAMA : HADITS TELAGA RASULUWLLAH SHALLAWLLAH 'ALAYHI WA SALLAM 

         Cerita tentang keterasingan seornag muslim yang mengemban amanah ubudiyah penghambaan diri kepada ALLAH , Baik yang hidup pada masa awal munculnya Islam maupun yang telah ditakdirkan hidup pada masa akhir zaman seperti zaman sekarang ini, merupakan kumpulan cerita ornag yang tidak lepas dirundung duka dan dilanda kesedihan.Dia tidak ubahnya sebagai seorang musafir yang singgah di sebuah perkampungan, tidak ada saudara tempat untuk mengadu, tidak ada kerabat tempat minta bantu, tidak ada teman yang diajak tertawa dan bercengkrama, akan tetapi bersamaan dengan keterasingan tersebut ia dapat bekerja dan berusaha dengan maksimal, sehingga ia mendapatkan keberuntungan yang ia bawa nanti di kampung halamanya yang sejati. suatu kesedihan yang mengantarkan kepada pantai tawakal dan pulaw keyakinan, keterasingan yang menyuruhnya untuk memerangi dan bertafakur tentang hakikat kehidupan dan cerita bahagia.

         Sifat-sifat dan ciri-ciri seorang gharib (asing) pada akhir zaman secara gamblang diterangkan oleh rasulluwllah shallawllahu 'alayhi wa sallam dalam bnyak hadits, seakan-akan beliau ikut serta bersama mereka merasakan duka dan kesedihannya, ikut pula menenangkan dan menyeka air mata kesedihan meraka, memberikan kepada dorongan dan spirit melaluinya untuk selalu istiqomah di alam yang telah penuh sesak dengan pembangkangan dan maksiat kepada Allah subhanahu wa ta'alla, membisikan ke telingan sambil memegang pundaknya. Akan tetapi tangis kesedihan itu malah makin menjadi-jadi, dadanya makin bergemuruh ia mencoba untuk menahanya tapi semakin ditahan semakin ia tidak menahan desakan dari dalam dirinya, ia bergumam : bagimana aku bisa bertahan, ya Rasulluwllah ! sedangkan ilmu yang kumiliki hanya satu butir di padang pasir kebodohanku, bagimana kau bisa istiqomah, sedangkan imanku tidak pernah menghujam ke dalam lubuk hati, ia bagaikan seutas kapas yang diterbangkan angin hawa, bagaikan baling-baling di atas bukit,..."
    serta banyak lagi ungkapan yang ia ungkapkan seketika itu, setelah lama ia melespakan segala kesedihan dan kepedihannya, 

    Nabi berdiri dan berpesan: "Sesungguhnya kamu akan dapatkan orang-orang memperebutkan dunia, bersabarlah sampai kamu bertemu denganku di telaga."

    In syaa Allah bersambung....

    minggu, 03 agustus 2014

    Leave a Reply