Sejarah Ilmu Nahwu II
KATEGORI :
Bahasa Arab
Rating
Bagian Kedua
Supaya orang-orang tidak keliru dalam membaca al-Qur'an disebabkan salah membaca harakat.
[Karena perlu diketahui bahwa mushaf al-Qur'an pada zaman sahabat, itu tidak ada titik sama sekali, apalagi harakat]
[Misalkan salah satu kata pada mushaf sahabat akan tertulis seperti ini :
ڢىىىىوا
NB : Titik dibawah anggap tidak ada
Siapa yang bisa membaca?
Bunyinya adalah :
فتبينوا
''Fatabayyanu...''
Ayat dalam surat al-Hujurat.
Namun ada juga qira'ah lain yang juga masyhur dibaca dengan
فتتبتوا
''Fatatabbatuu...''
Artinya adalah sama yaitu ''Selidikilah''.
Hal tersebut tentu akan membingungkan kan antum jika tidak ada titik sama sekali. Apalagi harakat]
Kembali lagi...
Oleh karena mushaf para sahabat tidak berharakat, maka dikhawatirkan akan ada kesalahan baca'an i'rab di dalam al-Qur'an sehingga Abul Aswad ad-Du'ali meminta kepada empat orang muridnya untuk memperhatikan bacaan al-Qur'an Abu al-Aswad.
Ia berkata kepada para muridnya,
''Apabila kalian mendapati saya mendhomahkan (memonyongkan mulut) di akhir bacaan. Maka kalian beri
TITIK DIATAS HURUF TERAKHIR.
Apabila kalian mendapati saya mengkasrahkan (menipiskan) di akhir bacaan. Maka kalian beri
TITIK DIBAWAH HURUF TERAKHIR.
Apabila kalian mendapati saya memfathah (membuka mulut) di akhir bacaan. Maka kalian beri
TITIK DI DEPAN HURUF TERAKHIR.''
Demikianlah, usaha keras yg dilakukan oleh beliau. Dimana pada masa beliau al-Qur'an pada setiap kalimatnya HANYA diberi tanda dari titik-titik tersebut disetiap kalimatnya, untuk membedakan bunyi.
Namun amal yg dilakukan oleh beliau sangat besar untuk generasi setelahnya, dimana beliau telah memberikan asas ilmu nahwu i'rab. Karena tidaklah amal tersebut bisa dikerjakan kecuali oleh mereka yg paham i'rab dalam bahasa ARAB.
Contoh kalimat dalam mushaf sahabat :
سىف
Dibaca : Saifun karena titik diatas.
سىڢ
Dibaca : Saifin karena titik dibawah.
Bersambung In syaa Allah
Abu Ukasyah Sapto B. Arisandi al-Cilacapiy
Posted by Toko Buku Akhy
Posted on